INDRAMAYU –
Turunnya harga gabah kering petani (GKP) disambut gembira para tengkulak, terutama pada pengusaha beras giling di Kabupaten Indramayu. Harga gabah yang sebelumnya mencapai Rp5.500/kg sampai 5.900/kg, kini turun menjadi Rp4.500/kg. Tapi kondisi itu dirasakan sebaliknya oleh para petani.
Sano, salah seorang pengepul di kecamatan Gantar mengungkapkan, turunnya harga gabah dikarenakan sejumlah wilayah di Indramayu sudah memasuki masa panen.
“Penurunan harga gabah yang cukup drastis ini dipicu karena beberapa daerah di Kabupaten Indramayu sudah memasuki masa panen, dan ada yang sudah penen, seperti wilayah Kroya dan Gantar,” ujarnya.
Sano menuturkan, harga gabah akan terus mengalami penurunan hingga masa penen raya, dan akan kembali mengalami peningkatan jelang memasuki masa tanam.
“Harga gabah memang selalu fluktuatif kadang bagus, kadang rendah. Harga akan semakin rendah biasanya saat musim hujan, bisa mencapai Rp4.000 per kilo, bisa semakin turun lagi,” ucap Sano.
Turunnya harga Gabah dikeluhkan petani di wilayah Gantar dan Haurgeulis. Salah satunya Sarja (45), tapi dia mengakui turunnya harga gabah jelang masa penen merupakan hal wajar. Namun yang paling dikhawatirkan harga gabah akan terus mengalami penurunan hingga angka paling rendah dan itu akan sangat merugikan petani.
“Harga gabah paling merugikan petani saat musim rendeng. Biasa harganya di bawah Rp 4.000 per kilo, tergantung tingkat kwalitas gabahnya kering atau basah,” Kata Sarja
Tanggapan berbeda dirasakan para tukang grabag yang menyambut gembira menyambut musim panen. Hal ini dirasakan Cucuk (35) dengan turunnya harga gabah, tidak berpengaruh dengan kerjaanya. “Yang kami nanti musim panen, bukan melihat perkembangan harga gabah. Saat musim panen tiba yang sudah jelas grabagan kami kebajiran job,” ungkap Cucuk. (Nanang)