INDRAMAYU –
Majelis Daerah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MD KAHMI) Kabupaten Indramayu, Jawa Barat mendesak agar dilakukan investigasi terkait ledakan dan kebakaran di 4 tangki kilang minyak Pertamina RU VI Balongan.
KAHMI Indramayu menilai ledakan dan kebakaran tangki T301 di Kilang RU VI Balongan bukan sepenuhnya musibah murni dan harus dilakukan penyelidikan.
Kilang minyak yang berada di pantai utara Jawa tersebut meledak dan terbakar pada Senin (29/3/2021) dini hari, sekitar pukul 00.45 WIB. Akibat peristiwa tersebut, puluhan warga sekitar kilang mengalami luka bakar dan ratusan lainnya harus mengungsi.
Sekretaris MD KAHMI Indramayu, Wawan Sugiarto memaparkan dua indikasi yang mengarah pada dugaan kelalaian dalam peristiwa yang menyedot perhatian publik tanah air.
“Dua indikasi itu yang pertama, adanya dugaan kebocoran minyak dari hari Minggu siang atau sehari sebelum terjadinya ledakan, karena warga mencium bau minyak menyengat,” ujar Wawan, melalui keterangan tertulis, Rabu (31/3/2021).
Indikasi kedua, kata Wawan, pada Minggu malam atau beberapa jam sebelum peristiwa tersebut, warga di sekitar kilang minyak balongan sempat menggelar aksi protes. Mereka tidak tahan dengan bau menyengat yang tercium diduga dari kebocoran tersebut.
“Dari dua indikasi tersebut kami mendorong adanya investigasi dalam insiden ini,” ujar Wawan didampingi para pengurus KAHMI Indramayu.
Wawan menegaskan jika atas kejadian tersebut, warga Indramayu sangat dirugikan karena selain mengalami luka bakar, warga juga harus kehilangan mata pencaharian akibat kerusakan yang terjadi.
MD KAHMI Indramayu juga meminta pertamina untuk bertanggungjawab dan memberikan ganti rugi atas kerusakan lingkungan, kerusakan rumah dan para korban yang mengalami luka bakar maupun yang mengungsi. (IJnews)