Next Post

Kilas Balik Pameran Reang Riung di Kopilink, Resmi Berakhir dengan Suasana Khidmat

Penonton berfoto bersama tim penyelenggara pameran serni Rupa Reang Riung.
Penonton berfoto bersama tim penyelenggara pameran serni Rupa Reang Riung.

INDRAMAYU, IndramayuJeh.com – Pameran seni rupa Reang Riung yang berlangsung di Kedai Kopilink, Eretan Wetan, resmi berakhir pada 17 Agustus 2024. Penutupan acara yang bertepatan dengan peringatan HUT ke-79 Republik Indonesia ini berlangsung dengan khidmat.

Pameran Reang Riung menghadirkan beragam karya seni yang bukan hanya apresiasi, namun juga mengajak audiens ikut mendalami karya yang ditampilkan seniman lokal. Salah satu karya yang mencuri perhatian adalah instalasi seni berjudul “Menikmati Gorengan” oleh Ipul, yang juga dikenal dengan nama panggung Kembang Srengenge.

Instalasi seni yang dibuat oleh Kembang Srengenge terbuat dari sisa kertas bekas bungkus gorengan berhasil menarik perhatian pengunjung dan memicu diskusi tentang isu lingkungan.

Ipul menjelaskan, “Karya ini adalah refleksi dari kehidupan sehari-hari dan bagaimana kita sering kali mengabaikan hal-hal kecil yang sebenarnya memiliki nilai penting.”

Karya tersebut menampilkan lukisan Chairil Anwar yang sedang makan gorengan, sebagai bagian dari instalasi seni yang menyoroti masalah lingkungan dengan pendekatan kreatif.

Selain pameran seni dan instalasi, acara Reang Riung juga dimeriahkan oleh penampilan-penampilan lainnya, termasuk penampilan biola oleh Cantika, seorang pelajar berbakat yang memukau penonton dengan keterampilannya.

Sebelum pameran Seni Rupa Reang Riung resmi dibuka, Aliza, kepala sekolah SMK Al Irsyad Al Islamiyyah Haurgeulis, mengapresiasi adanya kegiatan tersebut. Aliza mengatakan pentingnya pendidikan seni di sekolah-sekolah.

“Pendidikan seni adalah fondasi untuk membentuk karakter dan kreativitas generasi muda. Acara seperti Reang Riung sangat penting untuk menginspirasi dan mendukung mereka,” ucap Aliza.

Selain pameran seni rupa dan instalasi, hal lain yang menarik pengunjung Reang Riung adalah adanya talkshow dengan Minanto, sastrawan yang memenangkan sayembara Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). Dalam sesi talkshownya, Minanto mengemukakan bahwa seni bukan hanya sebuah bentuk ekspresi, tetapi juga sebuah alat untuk perubahan sosial.

“Seni memiliki kekuatan untuk mengubah cara kita melihat dunia dan merespons tantangan di sekitar kita. Dengan menggunakan seni sebagai media, kita bisa mengangkat isu-isu penting dan mendorong diskusi yang konstruktif,” ucapnya dalam talkshow yang bertajuk “Melihat Sastra dan Desa Menari di Atas Kanvas”.

Sejalan dengan Minanto, Muhamad Irfan Hanafi yang akrab disapa Dadong menyampaikan hal serupa saat talkshow singkat dengan Ukachow, owner Kopilink yang sekaligus menjadi MC saat penutupan acara Reang Riung. Dalam Talkshow tersebut, Dadong berbicara tentang peran seni dalam menyuarakan isu-isu sosial dan perubahan. 

“Seni adalah alat yang kuat untuk perubahan sosial. Melalui karya kita, kita bisa menginspirasi orang lain untuk peduli dan bertindak,” ujarnya.

Dadong yang merupakan Ketua Sanggar Sawo Kecik, saat penutupan pameran Reang Riung turut mementaskan monolog dari alih wahana puisi karya Teguh Esha, 

Penutupan pameran diwarnai dengan kidung dan sambutan dari Ki Dalang Karno, seniman kawakan asal Cikedung. Dalam sambutannya, Ki Dalang mengajak semua yang hadir untuk merenungkan makna perjuangan dan pengorbanan dalam konteks seni dan budaya.

“Perjuangan dan pengorbanan adalah inti dari setiap usaha untuk kemajuan. Mari kita terus menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur (perjuangan) melalui seni,” kata Ki Dalang Karno dengan penuh semangat.

Uthe KRAS, Ketua Komite Seni Rupa Dewan Kesenian Indramayu (DKI), turut menekankan pentingnya dukungan dan partisipasi dari semua pihak guna menjaga seni dan budaya lokal tetap lestari.

“Di daerah lain banyak yang melakukan (acara) ini. Seperti Jogja, Bandung. Semoga acara seperti ini dapat terus diadakan di masa depan, dan kita semua bisa terus berpartisipasi dalam memajukan budaya lokal,” ujarnya.

Pameran Reang Riung tidak hanya sekadar pameran seni, tetapi juga sebuah perayaan kebersamaan, kolaborasi, dan cinta terhadap seni lokal. Dengan berakhirnya acara ini, tim penyelenggara Reang Riung berharap untuk melestarikan budaya tetap menyala di hati para seniman dan masyarakat Indramayu. (Nursaid)

Muhammad Nursaid

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.

762ba2bf06f1b06afe05db59024a6990

Recent News