CIREBON –
Pemerintah Daerah (Pemda) Kota Cirebon terus berupaya mencari cara untuk menemukan dan membuat pewarna batik alami. Karena, pewarna berasal dari alam akan berdampak positif bagi lingkungan dan kehidupan di sekitarnya. Pengurangan penggunaan pewarna sintetis ini juga untuk mencapai nilai jual lebih tinggi dari suatu produk. Perlahan tapi pasti, Pemkot Cirebon bersama Brotherhood Cirebon berupaya mewujudkannya, hal ini terungkap saat penanaman 10.000 pohon mangrove di Pantai Kesenden Kota Cirebon.
Wakil Wali Kota Citebon Hj. Eti Herawati mengatakan, saat ini sudah ditemukan pewarna batik alami yakni dari daun kersen, kedepan pihaknya akan membuat pewarna alami yang berasal dari pohon mangrove.
“Dengan potensi pohon mangrove di sepanjang pantai Kota Cirebon, akan kita manfaatkan untuk pewarna alami terutama pada batik,” katanya, Minggu (10/3).
Ia melanjutkan, selain dapat digunakan untuk industri textil pohon mangrove juga dapat berguna untuk menahan abrasi, menjaga ekosistem, dan ada manfaat ekonomis lainnya.
“Selain dapat mengurangi dampak buruk pada lingkungan. Mangrove dapat mendatangkan rupiah bagi yang memikiki ide kreatif, seperti wisata pantai misalnya,” ujarnya.
Ia pun mendorong, komunitas atau kelompok masyarakat kainnya untuk lebih peduli terhadap lingkungan tetutama sekitar pantai. Pasalnya, kini daerah pantai tengah menghadapi banyak permasalahan mulai dari sampah plastik, limbah rumah tangga, abrasi, dan lainnya.
“Suatu wilayah tergantung bagaimana cara kita mengelolahnya. Kalau kita jeli dan dapat memanfaatkannya dengan baik, maka wilayah yang buruk pun dapat mendatangkan keuntungan bagi warga sekitar,” katanya.
Menurutnya, tidak ada kata terlambat untuk memulai suatu perubahan, yang dibutuhkan adalah konsistensi dan komitmen. Jika ragu-ragu dan takut gagal maka hasilnya pun tidak akan optimal.
“Walaupun daerah lain sudah memulai, kita tidak akan ketinggalan untuk berusaha. Keberhasilan suatu wilayah tergantung dari komitmen kita bersama,” ungkapnya. (Juan)