INDRAMAYU –
Kepedulian sosial yang diberikan Pertamina RU VI Balongan ditujukan kepada semua kalangan, termasuk para penyandang disabilitas atau anak berkebutuhan khusus.
Seperti yang dilakukan kepada para siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Mutiara Hati. Mereka menjadi penerima manfaat program Corporate Social Responsibility (CSR) RU VI melalui pelatihan tataboga olahan makanan jamur tiram bertempat di gedung SLBB yang beralamat di Jalan Pahlawan, Indramayu, Rabu (19/6/2019).
Pada kegiatan tersebut, peserta terdiri atas siswa SD, SMP dan SMA dengan kategori tuna rungu. Mereka diajarkan cara membuat makanan olahan berbahan dasar jamur tiram, seperti jamur krispi, bolu jamur, puding jamur, dan sebagainya.
Unit Manager Communication, Relation & CSR Pertamina RU VI Balongan Eko Kristiawan mengungkapkan pelatihan ini bertujuan untuk membangkitkan semangat dan motivasi para siswa agar mereka bisa hidup mandiri walaupun mempunyai keterbatasan.
“Pelatihan ini tentunya kami harapkan bisa menambah ketrampilan para siswa, sehingga bisa menjadi bekal apabila nanti ingin dijadikan sebagai sarana usaha. Disamping pelatihan, kami juga memberikan bantuan perlengkapan tataboga sebagai sarana belajar siswa,” ujar Eko.
Sementara itu, Ketua Yayasan Gerakan Masyarakat Peduli Keluarga Miskin (Gempur Gakin) Muhammad Sofyan, merasa terharu dan sangat berterima kasih Pertamina RU VI Balongan berkenan memberikan bantuan dan perhatian kepada siswa berkebutuhan khusus di yayasan yang ia pimpin.
“Kita mengetahui bahwa anak-anak berkebutuhan khusus ini perlu banyak perhatian dari semua kalangan, sehingga bantuan dari Pertamina ini dsangat berarti bagi kami,” jelas Sofyan.
Sementara itu, Carnoto salah satu siswa SLB Mutiara Hati mengaku senang mengikuti pelatihan yang diselenggarakan RU VI ini. Bersama teman-temannya, mereka terlihat antusias mengikuti pelatohan yang diinstrukturi oleh kelompok Sukaurip Jamur Tiram (Sujati) yang merupakan mitra binaan RU VI.
“Harapannya setelah mengikuti pelatihan ini saya bisa memiliki bekal untuk bekerja mandiri atau berwirausaha,” pungkas Carnoto menggunakan bahasa isyarat. (*)