INDRAMAYU –
Para petani penggarap di sejumlah wilayah di Kabupaten Indramayu melakukan aksi unjuk rasa di depan kantor Bupati Indramayu pada Kamis (18/11/2021).
Petani mempertanyakan status mereka dalam menggarap lahan yang sampai hari ini masih tumpang tindih dengan lahan hak guna usaha (HGU) PT. Rajawali.
Petani mengaku resah karena saat ini telah memasuki musim penghujan sehingga petani penggarap yang sudah eksisting, namun belum menemui titik terang atas status penggarapannya.
Pada aksi para petani penggarap tidak ditemui oleh bupati Indramayu karena tidak berada di tempat. Massa petani ditemui asisten pemerintahan Pemkab Indramayu, Jajang Sudrajat, perwakilan Setda bagian hukum serta Anggi Noviah dari Komisi II DPRD Kabupaten Indramayu.
Aksi petani dimulai dengan melakukan aksi jalan kaki dari GOR Singalodra Indramayu menuju kantor Bupati Indramayu.
“Kami ingin menanam padi lagi, bukan menanam tebu,” kata Jayadi, salah satu petani yang ikut aksi unjuk rasa.
Berikut isi tuntutan petani penggarap dari Indramayu :
1. Masyarakat indramayu atau petani penggarap yang sudah eksisting supaya menggarap di kawasan hutan yang tumpang tindih dengan HGU PT. Rajawali tidak terusir dari lahan garapanya untuk keberlangsungan kehidupan diri dan keluarganya.
2. Pemerintah daerah agar mendesak pemerintah pusat untuk memberikan kepastian hukum terhadap subjek tanah yang disengketakan.
3. Memperbolehkan lagi petani penggarap indramayu untuk mengelola lahan garapan yang sudah digarap tanpa adanya intimidasi dan kriminalisasi dari aparat.
4. Cabut statement dari bupati yang mewajibkan lahan tersebut untuk menanam tebu, karena itu bukan kewenangan bupati, seharusnya bupati memediasi bukanya malah mengintervensi rakyat kecil.
5. Petani penggarap bisa berproduksi bahan pangan dengan tenang untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan menafkahi diri dan keluarganya. (IJnews)
