MAJALENGKA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka, Jawa Barat, tetapkan status siaga bencana hidrometeorologi mulai November 2021 sampai Maret 2022.
Penetapan status siaga bencana hidrometeorologi itu perlu menjadi perhatian bersama, terutama pada wilayah-wilayah yang rawan banjir, tanah longsor, dan tanah bergerak.
“Bupati telah menyatakan siaga darurat bencana hidrometeorologi di wilayah Majalengka dari 1 November sampai 31 Maret 2022,” ujar Kasi Kedaruratan Badan Penanggulangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majalengka, Rezza Permana, Rabu (3/11/2021).
“Dan, sekda juga telah mengeluarkan surat edaran kepada seluruh camat se-Kabupaten Majalengka untuk mengantisipasi bencana hidrometeorologi,” lanjut dia.
Kendati, penetapan siaga bencana tersebut, tutur dia, seiring dengan intensitas curah hujan yang terus meningkat. Apalagi, kata dia, untuk di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan (Ciayumajakuning) salah satu daerah dengan status curah hujan yang sangat tinggi adalah Majalengka.
“Menurut laporan dari BMKG, pada bulan November sampai Desember itu Majalengka termasuk salah satu curah hujannya sangat tinggi untuk di wilayah Ciayumajakuning. Tapi, pas nanti memasuki bulan Desember hampir semuanya tinggi,” tuturnya.
Untuk mengantisipasi terjadinya bencana tersebut, kata Rezza, BPBD Majalengka telah mensiagakan sebanyak 50 personel Pusdalops dan sejumlah peralatan untuk pencegahan dan penanganan bencana.
“50 orang anggota Pusdalops sudah disiagakan dan kita juga sudah punya 5 perahu karet untuk persiapan terjadinya banjir,” kata dia.
Lebih lanjut, Rezza meminta masyarakat agar tetap waspada akan adanya ancaman bencana saat musim hujan.
“Masyarakat jangan panik dan tetap waspada. Terus pantau peringatan kebencanaan dan masyarakat harus tetap menjaga lingkungan,” ujarnya.
“Jika terjadi bencana di sekitar masyarakat segera hubungi Call center BPBD Majalengka di nomor +6282340400300,” pintanya.
Sementara, menurut data BPBD Majalengka ada belasan kecamatan yang berstatus rawan banjir, longsor dan pergerakan tanah.
Adapun wilayah rawan bencana longsor di Majalengka ada sebanyak 18 kecamatan. Di antaranya Argapura, Banjaran, Bantarujeg, Cigasong, Cikijing, Cingambul, Kasokandel, Lemahsugih, Leuwimunding, Maja, Majalengka, Malausma, Panyingkiran, Rajagaluh, Sindang, Sindangwangi, Sukahaji dan Talaga.
Kemudian untuk wilayah rawan bencana pergerakan tanah ada 21 Kecamatan, yaitu Argapura, Banjaran, Bantarujeg, Cigasong, Cikijing, Cingambul, Jatiwangi, Kadipaten, Kasokandel, Lemahsugih, Leuwimunding, Maja, Majalengka, Malausma, Palasah, Panyingkiran, Rajagaluh, Sindang, Sindangwangi, Sukahaji dan Talaga.
Dan untuk wilayah rawan bencana banjir ada 21 Kecamatan, yakni Argapura, Cigasong, Cikijing, Cingambul, Dawuan, Jatitujuh, Jatiwangi, Kadipaten, Kasokandel, Kertajati, Leuwimunding, Ligung, Maja, Majalengka, Palasah, Panyingkiran, Sindang, Sindangwangi, Sukahaji, Sumberjaya dan Talaga.(*)