INDRAMAYU –
Kegiatan penanganan trauma healing terhadap pengungsi di GOR Bumi Patra Balongan terus dilakukan. Kali ini Persatuan Wanita Patra (PWP) Pertamina RU VI Balongan mengajak anak-anak pengungsian bermain dan belajar bersama.
Kegiatan penyembuhan pasca trauma ini dilakukan PWP RU VI di lapangan GOR Bumi Patra, Kompleks Perumahan Pertamina Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Minggu (4/4). PWP juga melibatkan beberapa remaja anggota Pramuka untuk belajar dan bermain bersama anak-anak.
Ketua PWP RU VI Balongan, Yenni Hendri Agustian, bersama anggota PWP mengajak anak-anak pengungsi tersebut untuk bermain baris berbaris dan dilanjutkan dengan belajar cuci tangan yang benar. Anak-anak tampak antusias dan tertawa riuh. Anak-anak juga mengenakan masker sebagai protokol kesehatan COVID-19.
“Kenalkan, nama saya dokter Ita. Saya mau mengajarkan anak-anak cara cuci tangan yang benar dan bersih. Cuci tangannya pakai sabun dan air bersih yang mengalir. Pertama, usap sabun di telapak tangan, punggung tangan, sela-sela jari, ibu jarinya juga kemudian kita bilas pakai air bersih,” ujar dr Ita dari PWP.
Selanjutnya, koordinator PWP mengajak anak-anak berdoa bersama sebelum memulai kegiatan inti yakni melukis bersama. Salah satu anak memimpin doa bersama.
PWP kemudian mengajak anak-anak untuk duduk bersama di atas alas tikar yang sudah dibentangkan kain putih di depan mereka. Di atas kain juga sudah tersedia cairan cat di wadah kecil dengan beragam warna.
Kegiatan melukis bersama dimulai. Anak-anak tampak antusias. Mereka mencelupkan kuas ke dalam cat dan mulai menoreh kuas ke kain putih dan menggambar.
Terlihat anak-anak menggambar rumah, gunung, karakter kartun hingga bunga. Mereka juga menuliskan nama masing-masing di lukisan yang dibuat.
Yenni mengatakan, kegiatan ini sengaja dibuat untuk menghibur dan menghilangkan trauma anak-anak pengungsian akibat insiden tangki di Kilang Balongan.
“Dari hari pertama pasca kejadian kami langsung lakukan aksi untuk merangkul dan menghibur para pengungsi, tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan,” kata Yenni.
Dia menambahkan, kegiatan melukis yang diadakan diharapkan bisa menghilangkan rasa trauma anak-anak di pengungsian.
“Kami harap mereka bisa ekspresikan perasaan mereka dengan harapan bisa menghilangkan trauma mereka. Kami ingin anak-anak bisa selalu sehat dan ceria,” kata Yenni. (IJnews)