Indramayujeh.com, Kuningan – Ratusan pesilat tingkat pelajar yang tergabung dalam Paguyuban Baroedak Silat Sekolah (PBSS) Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, menjalani uji kenaikan tingkat (UKT). Mereka diuji kemampuan penguasaan materi gerak jurus, mulai gerak dasar sampai jurus khas perguruan.
Ujian UKT yang dijalani para pesilat sesuai tingkat sabuknya masing-masing dari tingkat taruna, muda hingga madya. Para pesilat berasal dari sejumlah satlat seperti SMAN 3 Kuningan, SMKN 1 Kuningan, SMPN 1 Luragung, Ciporang, SMAN 1 Lebakwangi, SMAN 1 Jalaksana, Timbang, SMP Trimulya, MI Kramatmulya, IC Club, MTs Aruhama dan beberapa satlat lain.
“Alhamdulillah pengujian anggota tahap 1 dapat dilaksanakan dengan baik,” kata Ketua Panitia UKT PBSS Kuningan, Taofik Septiyana didampingi Sekretaris, Siska Sutrisliani dan Bendahara, Rina Hardiyanti.
Menurutnya, para peserta ujian akan melanjutkan pada tahap 2 dengan mengikuti ujian pencarian sabuk yang digelar pada 11-12 Agustus 2023 mendatang. Rencananya di Kampus SMKN 1 Kuningan atau SMAN 1 Jalaksana, sebab bakal dibahas lagi dengan tim panitia dan pengurus pusat.
Sedangkan materi ujian pencarian sabuk meliputi pemahaman dab pengetahuan tentang sejarah berdirinya PBSS dari sebuah klub olahraga menjadi perguruan silat yang mandiri dan berbadan hukum, arti lambang perguruan, pengupasan janji anggota, mampu menyanyikan Mars PBSS, latihan kepemimpinan, kebersamaan dan tanggung jawab serta ketangguhan mental pesilat.
“Kegiatan UKT rutin diselenggarakan setiap 6 bulan sekali, dengan tuan rumah bergilir setiap satlat. Tapi bisa disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta kesepakatan para tim pelatih,” imbuhnya.
Sementara Guru Besar PS Kuningan, Iyan Irwandi kepada awak media, Senin (31/7/2023), sangat apresiasi pelaksanaan UKT yang melibatkan ratusan anggota dari sejumlah satlat. Sehingga diharapkan dapat terus dilaksanakan sesuai agenda, agar roda organisasi berjalan dinamis termasuk dalam pengkaderan pelatih.
“Semakin tinggi sabuknya harus berpengaruh terhadap perilaku dan karakter yang tidak mudah terpancing tapi bisa menahan diri. Karena anggota PBSS tidak dibentuk menjadi petarung di luar arena, namun diarahkan sebagai pesilat berprestasi di arena pertandingan resmi. Terpenting, para anggota harus hormat dan berbakti kepada orang tua,” ungkapnya.
Dia mengaku, saat ini PBSS sudah memiliki cukup banyak satlat termasuk di luar daerah. Satlat yang pernah ada dan paling jauh di luar Kuningan adalah Satlat Sengayam Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) di bawah kepemimpinan Pelatih Jhon dan Satlat Provinsi Banten di bawah komando Muhammad Husen.
“Namun khusus untuk Satlat Banten sudah tidak ada, karena pelatihnya kembali ke Kuningan dan menjadi pengajar di MTs Aruhama,” pungkasnya.(*)