MAJALENGKA –
Rektor Universitas Majalengka (Unma) Prof. Dr. Ir Sutarman, M Sc mengungkapkan, perubahan aspek kehidupan karena masifnya perkembangan teknologi menuntut setiap orang mampu beradaptasi dengan kondisi dan keadaan yang kian cepat berubah.
Di era teknologi yang terus berkembang masif seperti sekarang, setiap orang, tak terkecuali akademisi tidak bisa menghindari apalagi melawan perubahan yang terjadi di era revolusi industri 4.0 atau zaman serba digital.
Namun pada kenyataannya perguruan tinggi di Indonesia belum sampai pada tahapa-tahapan kemampuan mencetak lulusan yang entrepreneural university dan baru pada research university.
“Hasil studi sangat ditentukan oleh kemampuan berkomunikasi baik lisan, tulisan, dan kemampuan menerima dan menyampaikan informasi. Yang selanjutnya adalah kejujuran,” ungkapnya.
Kemudian lanjut dia, bahasa menjadi aspek yang sangat penting. Sebab berkomunikasi diawali dengan penguasaan bahasa yang baik dan benar sesuai dengan kaidah bahasa itu sendiri. Sebuah perguruan tinggi bukan hanya harus mencetak mahasiswa yang memiliki daya nalar dan akurasi keilmuan yang memumpuni namun juga kemampuan berkomunikasi.
“Ini menjadi sangat penting, krusialitas bahasa yang akan membawa kita kedalam relasi atau jaringan untuk mencapai suatu target,” ucapnya.
Prof. Tarman, begitu sapaan akrab Rektor Unma mengungkapkan, kemunculan startup membawa gairah baru bagi industri atau pasar di Indonesia.
Semakin maraknya jual beli online yang bukan saja pada platform besar seperti Traveloka, Tokopedia, Bukalapak dan GO-JEK. Namun masyarakat khususnya generasi milenial berinovasi dengan menjajakan produknya melalui media sosial seperti facebook, whatsapp dan instagram.
“Kombinasi dari kemampuan berbahasa, analisis peluang, kreativitas akan melahirkan produktivitas yang tinggi hanya dengan duduk di rumah memegang gadget,” ujarnya.
Ini yang belum terpola dari sistem perguruan tinggi di Indonesia, yang masih terpaku pada pembelajaran atau research university. Untuk itu, mahasiswa harus memiliki orientasi terhadap pengembangan soft skill entrepreneur yang berbasis teknologi digital. (Oki)