INDRAMAYU
UPTD Kebersihan Indramayu Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Indramayu membersihkan tumpukan sampah di Bendung Bojongsari Kelurahan Bojongsari Kecamatan/Kabupaten Indramayu dengan cara dialirkan secara manual, Kamis (07/01/2021). Langkah itu dilakukan UPTD Kebersihan selain untuk menghindari banjir juga bau tak sedap.
“Bobot tumpukan sampah di Bendung Bojongsari sekira 30 ton. Tumpukan sampah kiriman dari daerah hulu dikerjakan secara manual dan dibutuhkan waktu sekira 3-4 hari,” kata Plt Kepala UPTD Kebersihan Indramayu, Daniwan dia disela-sela pembersihan.
Menurutnya, tumpukan itu murni sampah kiriman dari hulu. Kalau sampah dari masyarakat sangat kecil karena Pemkab Indramayu sudah membuatkan tempat pembuangan sementara (TPS) di masing-masing desa. TPS itu untuk mengingatkan agar masyarakat tidak membuang sampah di sungai.
Menumpuknya sampah ini sambungnya, mungkin pintu air Balast Bangkir dibuka secara penuh sehingga sampah kiriman menggelontor ke Cimanuk By Pass dan imbasnya menumpuk di Bendung Bojongsari. Tumpukan sampah itu kata dia tertahan oleh tiang jembatan bendung.
“Ada tiang jembatan yang menghalangi aliran sampah, kalau ada pengurangan tiang mungkin aliran sampah akan lancar,” ujarnya.
Ditanya bagaimana kalau tiang jembatan itu dibongkar, ia menyebutkan secara pribadi setuju namun secara kedinasan itu urusan teknis dinas terkait.
Ia tidak menampik konstruksi bendung itu dibangun saat musim kemarau dan mungkin tidak melihat kondisi alam keika musim hujan. Sihingga tidak diantisipasi apakah air akan naik atau tidak.
Daniwan juga tidak mau terlalu jauh mencampuri urusan dinas teknis dalam hal ini Dinas PUPR. Termasuk ditanya apakah perencanaanya salah.
“Perencanaan dan pembangunan Bendung Bojongsari direncanakan dan dikerjakan oleh Dinas PUPR. Kemudian apakah perencanaanya salah atau tidak, no coment,” kilahnya.
Yang pasti kata dia, setiap musim hujam pasti ada tumpukan sampah karena sampah tertahan oleh tiang jembatan.
“Pengangkatan sampah ini yang kedua kalinya. Pertama pada Januari 2020 dan sekarang Januari 2021,” beber dia.
Secara tupoksi, sebutnya, penanganan sampah yang masih ada di sungai dikerjakan oleh Dinas PUPR namun demikian karena masyarakat tahunya kalau penanganan sampah itu dikerjakan UPTD Kebersihan maka dengan inisiatif sendiri pihaknya membersihkan tumpukan sampah.
“Secara tupoksi kalau sampah di air dikerjakan oleh PUPR sementara kalau sudah ada diatas akan dikerjakan kami dan langsung diangkut ke TPA Pecuk,” tandas Daniwan.
Sementara itu, warga Blok Kedaman (Bungkul Barat) Keluruhan Bojongsari, Widia mengaku setelah ada Bendung Bojongsari lingkungan tempat tinggalnya sering kebanjiran khususnya saat musim penghujan. Faktornya karena air sungai naik ke permukaan. Naiknya air sungai kata dia, mungkin aliran airnya tertahan oleh tumpukan sampah.
“Setelah ada bendung ini dan setiap musim penghujan kami merasa waswas adanya ancaman banjir, meski air belum masuk ke rumah,” akunya.
Widia mengeluhkan adanya tumpukan sampah itu, pasalnya selain mengganggu pemandangan juga menimbulkan bau tak sedap.
“Syukur alhamdulillah tumpukan sampah itu kini sedang dibersihkan,” ujarnya senang. (Safaro/IJnews)