BANDUNG –
Calon gubernur (cagub) Jawa Barat nomor urut 3 Sudrajat mengajak masyarakat Jabar untuk menerapkan pola hidup sehat, salah satunya dengan rajin berolahraga.
Untuk memacu minat masyarakat dalam berolahraga, cagub Jabar yang berpasangan dengan Ahmad Syaiku dan mengusung jargon Asyik di Pilgub Jabar 2018 itu, mengenalkan Senam Asyik kepada ribuan warga Kota Bandung yang hadir di acara Car Free Day (CFD) Dago di Jalan Ir H Djuanda, Kota Bandung, Minggu (11/3).
Dengan iringan lagu Jabar Asyik yang dinyanyikan Pasangan cawagub JABAR No.3 Ahmad Syaikhu, gerakan-gerakan Senam Asyik cukup menguras energi dan keringat. Terlebih, lagu Jabar Asyik yang mulai dikenal luas masyarakat juga enak didengar di telinga. Bersama peserta yang umumnya ibu-ibu, Sudrajat langsung bergabung dan melakukan gerakan-gerakan Senam Asyik yang atraktif itu.
“Ini (Senam Asyik) jadi salah satu sarana untuk membina kesehatan masyarakat.Senam ASYIK untuk semua” ujar Sudrajat seusai mengikuti Senam Asyik
Menurut dia, pemerintah harus berperan aktif membina kesehatan masyarakat, agar masyarakat Jabar sehat karena menerapkan pola-pola hidup yang sehat. Sehingga, produktivitasnya pun bisa meningkat dan berujung pada kesejahteraan masyarakat yang lebih baik.
“CFD ini pun menjadi salah satu sarana untuk membina kesehatan masyarakat. Di sini masyarakat bisa berinteraksi dan berolahraga, bahjan sebagian lainnya bisa mengais rejeki dengan berjualan makanan ataupun minuman,” katanya.
Selain membina kesehatan masyarakat, Sudrajat pun menyebutkan, pemerintah harus mampu menghadirkan fasilitas kesehatan yang memadai bagi masyarakat, salah satunya rumah sakit (RS). Menurut Sudrajat, dengan penduduk Jabar yang mencapai lebih dari 47 juta jiwa, keberadaan RS yang memadai, baik secara jumlah maupun kualitas pelayanannya, sangatlah penting.
Oleh karenanya, Sudrajat berencana menambah RS rujukan tingkat provinsi jika terpilih sebagi gubernur Jabar. Diketahui, saat ini, Jabar hanya memiliki dua RS rujukan tingkat provinsi, yakni RS Hasan Sadikin (RSHS) di Kota Bandung dan RS Al Ihsan di Kabupaten Bandung.
“Minimal harus ada tiga. Ke depan kita akan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (membangun RS rujukan). Terlebih, potensi dokter dan tenaga medis di Jabar juga cukup besar,” tuturnya.
Sudrajat menilai, dibandingkan dengan jumlah penduduk Jabar yang sangat besar itu, keberadaan dua RS rujukan tingkat provinsi sangat tidak layak. Karenanya, kata Sudrajat, kehadiran RS rujukan tingkat provinsi baru harus jadi perhatian khusus.
“Bayangkan saja, di Jabar dengan 47 juta penduduk, RS rujukannya hanya satu. Dibandingkan Jateng dan Jatim, di sana ada 3, saya kira itu harus jadi program pemerintah,” tandasnya.(tedy saputra)