INDRAMAYU –
Gerakan Pemuda Ansor Indramayu meminta kepada Pemkab Indramayu untuk lebih memperhatikan nasib guru madrasah dan guru ngaji di masa pandemi COVID-19 saat ini.
Ketua GP Ansor Kabupaten Indramayu, Edi Fauzi, S.IP mengatakan guru madrasah dan guru ngaji merupakan profesi yang cukup terdampak saat pandemi COVID-19.
“Guru madrasah dan guru ngaji menjadi profesi yang belum tersentuh secara maksimal saat pandemi COVID-19. padahal mereka sangat terdampak oleh COVID-19. Kami minta kepada Pemkab Indramayu untuk bisa membantu guru madrasah dan guru ngaji yang terdampak COVID-19,” kata dia, Jumat (26/06/2020).
Edi menambahkan, saat madrasah dan ponpes diliburkan karena COVID-19, maka penghasilan mereka juga terdampak. Belum lagi, dari imbas diliburkannya madrasah dan Ponpes.
“Istri guru ngaji dan madrasah, sebagian juga mengais rezeki dari berjualan makanan atau jajajan di kantin madrasah. Saat santri libur dan tidak ada aktivitas belajar mengajar, secara otomatis penghasilan mereka juga hilang. Ini harus menjadi perhatian Pemkab Indramayu,” kata dia.
Berdasarkan data yang dihimpun GP Ansor Indramayu, jumlah guru madrasah di Kabupaten Indramayu sebanyak kurang lebih 5.500 orang. Sementara itu guru ngaji di ponpes sebanyak 1.855 orang yang tersebar di 73 Ponpes.
“Belum lagi jika dihitung dengan guru ngaji yang ada di mushola-mushola yang tersebar di pelosok desa,” kata dia.
Sementara itu, Yani, guru ngaji di Kelurahan Karangmalang berharap ada perhatian dari Pemkab Indramayu untuk guru ngaji.
“Saat madrasah diliburkan, penghasilan guru ngaji juga tidak ada. Mudah-mudahan ada perhatian dari pemerintah untuk guru ngaji,” kata dia. (IJnews)