KUNINGAN –
Beredarnya kabar terkait macan tutul yang turun dan bergerak ke arah permukiman membuat kaget masyarakat di sekitar lereng Gunung Ciremai. Namun Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) Kabupaten Kuningan memastikan, jika macan yang baru dilepasliarkan masih aman dari jangkauan permukiman warga.
Jika ada warga yang sempat melihat macan tutul di sekitaran kawasan taman nasional, kemungkinan macan tersebut merupakan penghuni sebelumnya. Sebab posisi macan tutul jawa yang beberapa waktu dilepasliarkan di TNGC berdasarkan jejak rekam Collar GPS, masih berada di seputaran Gunung Dulang, tepatnya di atas lokasi pelepasliaran.
“Itu (macan, red) bukan yang dirilis kemarin, kalau sempat ada yang melihat mungkin itu penghuni sebelumnya karena tidak memakai Collar GPS. Macan yang kemarin dirilis masih di seputaran Gunung Dulang, tepatnya diatas lokasi rilis,” kata Kepala BTNGC Kuningan, Kuswandono, Rabu (17/7/2019).
Sebab sampai kini, pihaknya terus melakukan pemantauan melalui Collar GPS yang terpasang di leher macan tutul tersebut. Sehingga pergerakan macan dapat diketahui, dan petugas akan segera bertindak cepat jika lokasinya mendekati permukiman warga.
Sementara Pejabat Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) TNGC, Silvia Lucyanti menambahkan, berdasarkan rekaman data GPS Collar terakhir menunjukkan keberadaan macan tutul sudah berada di kawasan hutan atas Gunung Ciremai. Hal itu menunjukan bahwa keberadaan macan sudah semakin jauh dari pemukiman warga, dan dinyatakan aman.
“Hasil pantauan GPS Collar yang dilakukan di Coopenhagen Zoo Belanda, memberikan laporan kepada kami tentang keberadaan macan tutul bernama Slamet Ramadhan. Informasi terakhir pada tanggal 10 Juli, keberadaan macan tutul berada di kawasan hutan atas Gunung Dulang masih sekitar lokasi pelepasliaran,” terangnya.
Pihaknya berharap, macan tutul dapat terus bergerak ke kawasan hutan dalam dan semakin menjauh dari permukiman warga. Namun setelah informasi terakhir itu, kini belum ada laporan terkini mengenai posisi macan berada.
“Mungkin karena kendala jaringan internet dan website yang tidak bisa diakses, kami belum mendapat informasi terbaru lagi. Namun kami yakin dari informasi terakhir tadi, macan tutul masih dalam posisi yang aman dan jauh dari pemukiman warga,” katanya.
Pihaknya mengaku, sempat menerima laporan dari masyarakat karena melihat macan tutul di kawasan TNGC. Namun setelah ditelusuri lebih lanjut dan mengorek informasi lebih dalam dari sumbernya, ternyata macan tidak dilengkapi kalung Collar GPS.
“Iya informasi dari tim pada Selasa (16/7) siang ke lokasi tersebut, memang benar ada laporan temuan macan di Blok Batu Korsi. Setelah tim menanyakan ciri-cirinya, ternyata memiliki ukuran tubuh lebih besar dan tidak memakai kalung collar. Ini artinya macan yang dilihat warga bukan yang dilepasliarkan kemarin, melainkan penghuni asli Gunung Ciremai,” bebernya.
Pihaknya meyakini, bahwa lokasi macan tutul yang belum lama dilepasliarkan masih berada di posisi aman dari jangkauan permukiman warga.
“Kami masih berpegang pada informasi dari sinyal GPS Collar, yang melaporkan keberadaan macan masih berada di hutan atas Ciremai. Kami punya tim khusus yang rutin melakukan patroli dan monitoring di sekitar lokasi rilis termasuk kawasan Gunung Ciremai yang masuk wilayah Majalengka. Mudah-mudahan macan kumbang tersebut bisa terekam kamera trap untuk memastikan keberadaannya,” tutupnya. (Andri)