JAKARTA—Puluhan kiyai dan ulama dari sejumlah kota dan kabupaten di Jawa Barat mendatangi kantor DPP Partai Golkar di kawasan Slipi, Rabu (9/8).
Para kiyai yang tergabung dalam Gerakan ulama Jawa Barat (GEMA JABAR) ini meminta untuk tidak merekomendasikan ketua DPD Golkar provinsi Jawa Barat sekaligus bupati Purwakarta Dedi Mulyadi sebagai calon Gubernur Jawa Barat.
Surat petisi yang ditandatangani oleh 60 orang kiyai dan ulama Jawa Barat diserahkan Ketua Gema Jabar KH Suherman dan diterima langsung oleh tiga orang staf pengurus di DPP Golkar.
Dalam petisinya tersebut, para kiyai meminta jajaran pengurus untuk arif dalam menentukan calon pemimpin Jawa Barat yang diusung oleh partai Golkar.
Menurut para ulama, sosok Dedi Mulyadi yang mengklaim dirinya sudah mendapat surat rekomendasi dari ketua umum DPP partai Golkar dinilai tidak layak untuk dicalonkan.
Ketua Gerakan Ulama Jawa Barat, KH Suherman mengajak seluruh unsur pimpinan partai Golkar di pusat untuk lebih teliti dalam mencalonkan kadernya sebagai calon pemimpin.
“Saya kira golkar Jawa Barat tidak kehabisan kader yang mau bekerja keras untuk membangun Jawa Barat. Jangan sampai dengan merekomendasikan kader yang track recordnya masih dipertanyakan,akan berimbas pada partai Golkar itu sendiri”, jelas pengasuh pondok pesantren Darul Falah Kecamatan Jalan Cagak, kabupaten Subang.
Suherman memaparkan, sejak menjabat sebagai bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi kerap menimbulkan pro dan kontra dalam masyakarat. Salah satunya, pendirian patung patung berukuran besar di sejumlah titik jalan.
“Kebijakan ini yang membuat rakyat Purwakarta marah dan unjukrasa besar besaran. pada jaman nabi saja, patung patung dihancurkan,ini malah terus dibangun. Dimana aqidah keislamannya,” tegasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Muhammad Nur SE, pengasuh ponpes Al Hidayah Rancakalong kabupaten Sumedang.
Menurutnya, kedatangan para ulama dan kiyai ke kantor DPP Partai Golkar ini untuk menyikapi pilgub jabar tentang pencalonan Dedi Mulyadi.
Mereka menilai, para alim ulama, aktivis masjid dan pesantren memiliki rasa kekuatiran terhadap sosok Dedi Mulyadi.
” Kedatangan kami ke DPP Golkar ini untuk urung rembug.karena para ulama menilai, Dedi Mulyadi banyak masalah yang kerap membuat polemik saat menjabat sebagai bupati Purwakarta”, tegas Muhammad Nur.
Ia memcontohkan, selalu mendewakan budaya dengan pembuatan patung wayang dan kerap menimbulkan konflik sosial di masyarakat.
Dengan kondisi ini, kata Muhammas Nur, agar menjadikan pertimbangan bagi DPP Partai Golkar salam memilih calon gubernur.
“Kalau golkar Jawa Barat sadar diri dengan sosok yang diusungnya maka para ulama dan kiyai ini tidak akan mendatangi DPP partai Golkar. Ini sudah menimbulkan kontroversi. Masak Golkar tidak bisa memilih calon lain yang lebih mumpuni. ini juga menyangkut citra partai Golkar,” tegasnya.
Surat penyataan para ulama ini, selanjutnya akan diteruskan ke jajaran pengurus di DPP partai Golkar untuk dibahas secara khusus oleh tim (tomi indra)