KUNINGAN –
Unjuk rasa ribuan mahasiswa Kabupaten Kuningan diwarnai dengan aksi teatrikal. Konsep yang diambil dalam teatrikal itu bertajuk ‘Wajah Sandiwara Negeri’.
Teatrikal jalanan ini merupakan bentuk kekecewaan mahasiswa terhadap pemerintah, yang dinilai ambigu dalam membuat aturan. Bentuk negara demokrasi bangsa Indonesia, telah kehilangan arah dalam menentukan kebijakan sebagai wajah NKRI.
Demikian disampaikan Ketua BEM Uniku, Fery Rizkiana saat memberikan keterangan persnya, Rabu (25/9). Aksi ini diharapkan, menjadi bahan pertimbangan pemerintah daerah agar disampaikan ke pemerintah pusat.
“Semoga pemerintah pusat dapat mengkaji ulang setiap kebijakan-kebijakan yang telah dibuat bahkan disahkan, yang dirasa dapat merugikan rakyat Indonesia. Saya harap pemerintah bisa melek dengan aturan yang mereka buat, semua aturan–aturan tersebut setelah saya kaji, isinya sangat absurd untuk bisa kami sepakati sebagai mahasiswa. Terlebih sangat merugikan nilai–nilai demokrasi yang ada di Indonesia,” bebernya.
Salah seorang peserta teatrikal, Audita Handayu Azizah menambahkan, teater jalanan ini merupakan bentuk kesenian yang sarat makna dengan arti sangat mendalam. Sehingga makna–makna tersebut, menjadi salah satu nilai yang dapat diambil oleh pemerintah dalam mengkaji setiap permasalahan.
“Teater adalah bentuk kerja kolektif yang didalamnya ada seni musik, seni rupa, dan seni drama. Kemudian diolah sesuai tema, kemudian dibuatkan naskah untuk disampaikan dengan bahasa kritik sosial (satir). Inilah cara kami untuk membuat aksi dengan karya seni, semoga pemerintah yang membuat aturan–aturan absurd itu sadar makna dari karya seni yang kami buat ini,” tutupnya. (Andri)
