MAJALENGKA – Tim Densus 88 Antiteror berhasil mengamankan bahan peledak seberat 35 kilogram di bawah kaki Gunung Ciremai, tepatnya di Desa Bantaragung, Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, pada Jumat (1/10/2021).
Bahan peledak berdaya eksplosif tinggi itu diketahui milik narapidana teroris Imam Mulyana, yang juga merupakan warga asal Majalengka. Imam Mulyana ditangkap pada Senin 18 September 2017 lalu, di sekitar Bandara Cakrabuana, Cirebon Kota, Jawa Barat.
Kepala Dusun Blok Malarhayu, Desa Bantaragung, Kecamatan Sindangwangi, Kabupaten Majalengka, Udi (45) membenarkan adanya sejumlah petugas Densus 88 Antiteror melakukan evakuasi bom di wilayahnya.
“Ada 2 hari mah di sana (melakukan pencarian), dari hari Kamis sore sampai Jumat siang pencariannya,” katanya, Selasa (5/10/2021).
Saat pencarian, menurut Udi, tak hanya petugas yang melakukan evakuasi. Bahkan sejumlah warga yang berada di lokasi ikut membantu petugas.
“Kalau evakuasi saya gak ikut kang, ada juga warga sini tuh yang ikut 7 orang pak Dedi, Parman, Nursalim, kusnadi, Riki, Karim sama Edi,” ujarnya.
“Itu juga warga diajak tuh pas bomnya udah ditemukan, sebelumnya mah petugas gak ngasih tau lagi ada kegiatan apa. Ditanya sama warga juga bilangnya entar juga tau sendiri katanya tuh,” tutur Udi.
Atas insiden adanya penemuan bom, Udi berharap masyarakat harus lebih memperketat lagi wilayahnya jika kedapatan orang asing. “Iya, ini jadi PR masyarakat sini harus lebih ketat lagi sama orang asing,” tandasnya.
Sementara, Parman (45) salah satu warga Blok Malarhayu yang ikut mengevakuasi, juga merasa kaget dengan adanya penemuan bom di dekat permukiman penduduk.
“Iya kaget saya juga, gak kepikiran ada yang naro gituan di sana. Soalnya di sana juga udah penuh sama semak-semak, gak ada yang nyangkanya mah,” ungkap Parman.
Kendati, Parman menjelaskan, pada saat pencarian selama 2 hari, menurutnya Imam Mulyana juga dibawa melakukan pencarian.
“IM (Imam Mulyana) juga ikut tapi dengan pengawalan ketat, mungkin dia juga udah lupa karena udah 4 tahun ke belakang juga kan. Makanya pencariannya hampir 2 hari juga,” ujarnya.
“Dari sini ada sekitar 7 kilo sampai lokasi penemuan tuh, ini kampung terakhir,” sambungnya.
Setelah menemukan bahan peledak seberat 35 kilogram itu, kata Parman, petugas juga meledakkan sebagian bom pas saat di lokasi.
“Pas diledakkan tuh dia mah biasa aja, yang lain mah tutup telinga, ini mah nggak. Ada lah sekitar 7 kilogram yang diledakan, yang di bawanya mah paling 28 kilogram. Ada 5 kali diletakkan, tapi jedanya lama. Tapi efeknya lumayan sampe terjadi longsor sedikit,” katanya.
“Kalau menurut itu katanya, kalau diledakkan semua se-Majalengka itu bisa habis. Katanya ledakannya itu 3 kali lipat kayak bom Bali,” jelasnya.
Masih dikatakan Parman, pada saat peledak bom masyarakat wilayah sempat di buat kaget dengan suara ledakan. “Kata warga sini mah, dikirain kirian petir di siang bolong, sangkaannya mau hujan,” tandasnya. (*)