Harga beras di pasar tradisional di Kabupaten Indramayu melambung. Hal itu menyusul berakhirnya masa panen dan banyaknya serangan hama yang menyerang tanaman padi.
Berdasarkan pantauan di Pasar Baru Indramayu, senin (11/9), harga beras premium kualitas satu naik dari Rp 9.200 per kg menjadi Rp 9.800 per kg, beras kualitas dua naik dari Rp 9.000 per kg menjadi Rp 9.400 per kg dan beras kualitas tiga naik dari Rp 8.800 per kg menjadi Rp 9.000 per kg.
Sedangkan beras medium kualitas satu naik dari Rp 8.400 per kg menjadi Rp 8.800 ribu per kg, beras medium kualitas dua naik dari Rp 8.200 per kg menjadi Rp 8.600 per kg dan beras kualitas tiga naik dari Rp 8.000 per kg menjadi Rp 8.400 per kg. “Kenaikan harga mulai terjadi setelah lebaran Idul Adha (awal September),” kata seorang pemilik kios beras Alaydroes di Pasar Baru Indramayu, Wahyudi.
Wahyudi mengakui, kenaikan harga beras itu cukup tinggi. Selain itu, kenaikannya juga berlangsung secara cepat. Menurut Wahyudi, kenaikan harga beras terjadi akibat mulai berakhirnya masa panen gadu (kemarau) di tingkat petani. Kondisi itu menyebabkan stok gabah menjadi berkurang dan harganya pun melambung tinggi.
Harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani saat ini sudah mencapai Rp 6.000 per kg, jauh lebih tinggi dibandningkan harga pambelian pemerintah (HPP) GKG yang mencapai Rp 4.600 per kg di tingkat penggilingan dan Rp 4.650 per kg di gudang Bulog. Sedangkan gabah kering panen (GKP) di tingkat petani mencapai Rp 4.500 – Rp 4.800 per kg. sementara HPP GKP hanya Rp 3.700 per kg.
Selain panen yang sudah berakhir, tambah Wahyudi, kenaikan harga beras juga dipicu oleh serangan hama yang melanda banyak areal persawahan di Kabupaten Indramayu. Serangan hama, terutama hama kerdil hampa (klowor) dan wereng, telah membuat produksi panen jadi menurun.
“Sekarang nyari gabah sudah agak susah. Kalaupun ada harganya tinggi,” tutur Wahyudi.
Hal senada diungkapkan salah seorang pedagang beras keliling di Kecamatan Indramayu, Rusmadi. Dia pun mengaku terpaksa menaikkan harga beras yang dijualnya karena tingginya harga gabah di tingkat petani. “(Kenaikan harga beras) biasa terjadi di saat berakhirnya musim panen gadu,” kata Rusmadi.
Terpisah, tingginya harga gabah di tingkat petani juga diakui oleh Kepala Bulog Sub Divre Indramayu, Asep Buhori. Bahkan, hal itu mempengaruhi serapan yang dilakukan oleh Bulog Kabupaten Indramayu. “(Tingginya) harga gabah di tingkat petani cukup berpengaruh terhadap serapan Bulog,” tandas Asep.(tomi indra)