INDRAMAYU, IndramayuJeh.com — Di balik gemuruh semangat baru di lapangan hijau Indramayu Barat, terdapat kisah perjuangan yang gigih mempertahankan mimpi sepak bola di tengah birokrasi sepak bola yang dianggap tidak memuaskan.
Reno, seorang tokoh yang dikenal sebagai salah satu motor penggerak Indramayu United, bertutur tentang bagaimana klub sepak bola ini bangkit kembali setelah hampir tenggelam. Reno memulai ceritanya dengan latar belakang pembentukan Indramayu United.
Awalnya, dia menjabat sebagai penasihat di Sekolah Sepak Bola (SSB) di Indramayu Barat. Namun, akses untuk berpartisipasi di tingkat kabupaten sangat terbatas.
“Dulu, kami di SSB hanya bisa beroperasi secara mandiri, jauh dari dukungan kabupaten. Maka, kami berinisiatif mengumpulkan beberapa SSB di tiga kecamatan untuk mengadakan pelatihan bersama,” kata Reno.
Dari sini, Reno dan rekan-rekannya mulai merintis jalan baru. Mereka mencari dukungan dari tokoh-tokoh yang peduli dengan sepak bola. Perjuangan Reno akhirnya membuahkan hasil ketika Pak Dulo, seorang tokoh yang menunjukkan minatnya untuk mendukung sepak bola di Indramayu.
“Setiap seminggu tiga kali kita ada latihan bersama, delapan SSB. Terus kita dalam manajemen itu ngobrol lah. Pak Dulo ini cari klub, nah keberan ada, oke lah jadi transaksi tuh. Transaksi mengambil alih untuk Indramayu United,” jelas Reno.
Menurut Reno, sebelum Indramayu United diambil alih oleh Pak Dulo, klub ini dimiliki oleh seseorang dari Indramayu Timur. Namun, klub tersebut kesulitan bersaing dengan tim-tim lain seperti Pesindra.
“Awalnya emang punya Indramayu Timur, jadi cuman emang gak bisa tembus lah untuk duduk di sana karena persaingannya ketat sama Pesindra,” ungkap Reno.
Meski Reno tidak lagi terlibat langsung dalam manajemen klub, dukungannya tidak pernah pudar. Dia tetap aktif dalam pengembangan sepak bola di Indramayu Barat, khususnya di bidang pembinaan usia muda.
“Kami fokus pada pembinaan pemain muda di berbagai kelompok umur, karena kami percaya inilah fondasi yang akan membawa Indramayu United maju di masa depan,” tambahnya.
Tantangan Utama: Menghadapi Mafia Sepak Bola di Indramayu
Namun, perjuangan Reno dan timnya tidak berhenti di sana. Mereka harus menghadapi tantangan besar berupa mafia sepak bola yang beroperasi di Indramayu. Reno mengungkapkan,
“Ada ancaman nyata dari pihak-pihak tertentu yang ingin menghambat kemajuan sepak bola di Indramayu. Banyak orang di Indramayu, khususnya di wilayah Indramayu Timur yang tidak ingin melihat Indramayu United bangkit, karena ada kepentingan lain yang lebih besar,” tegasnya, terus terang.
Bukan hanya itu, Reno juga menyoroti kondisi fasilitas yang tidak memadai di Indramayu Timur. ia mengungkapkan bahwa banyak fasilitas yang seharusnya bisa mendukung perkembangan sepak bola justru terbengkalai.
Salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh Reno dan timnya adalah birokrasi yang carut-marut. Reno menyoroti bahwa banyak pejabat di Indramayu yang ditempatkan di posisi yang tidak sesuai dengan keahlian mereka.
Kondisi ini membuat banyak pelatih dan pemain berbakat memilih untuk pindah ke daerah lain seperti Subang atau Kerawang, di mana mereka merasa lebih dihargai.
“Banyak teman saya yang akhirnya memilih keluar dari Indramayu. Di daerah lain, mereka lebih dihargai dan diberi kesempatan untuk berkembang,” ujar Reno.
Meskipun tantangan yang dihadapi sangat besar, Reno tetap optimis tentang masa depan sepak bola di Indramayu. Dia bertekad untuk terus membangun sepak bola di wilayah Indramayu Barat, meski tanpa dukungan penuh dari otoritas pusat.
“Saya fokus di Indramayu Barat, membangun sepak bola dan dunia usaha di sini. Meski izin atau dukungan dari pusat belum ada, yang penting kita berkarya dulu,” tegas Reno.
Reno juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Pak Dulo, yang dianggapnya sebagai tokoh berani yang mau memajukan sepak bola di Indramayu.
“Pak Dulo sangat mendukung kami, terutama dalam upaya memajukan sepak bola di Indramayu Barat. Saya berharap, dalam beberapa tahun ke depan, Indramayu United bisa bersaing di Liga 1,” katanya penuh harap.
Namun, Reno juga menyadari bahwa masih ada persaingan internal antara pelatih dan pihak manajemen yang bisa menghambat perkembangan klub.
“Ada persaingan-persaingan kecil yang sebenarnya tidak penting. Tapi saya lebih fokus pada tujuan jangka panjang. Saya tidak ingin terjebak dalam hal-hal kecil seperti itu,” ujarnya.
Di akhir wawancara, Reno menyatakan bahwa meskipun jalan yang ditempuh sangat berat, dia dan timnya tetap memiliki mimpi besar untuk Indramayu United.
“Siapa tahu, dua tahun ke depan kita bisa masuk Liga 1. Walau saya mungkin tidak lagi terlibat langsung, saya akan selalu mendukung perkembangan sepak bola di sini,” tutup Reno.(Nursaid)