INDRAMAYU, IndramayuJeh.com – Pameran seni rupa “Reang Riung” yang digelar di sebuah kedai Kopilink Eretan Wetan, Kandanghaur, menandai sebuah langkah baru dalam mendekatkan seni kepada masyarakat Indramayu. Dalam pidato pembukaannya yang disampaikan pada Sabtu malam (10/8/2024), Ray Mengku Sutentra, Ketua Dewan Kesenian Indramayu (DKI), menyampaikan visi besarnya untuk mengembalikan seni yang selama ini dianggap eksklusif, agar bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat.
Pameran yang diadakan di kedai kopi ini merupakan yang pertama kalinya di Indramayu. Ray Mengku Sutentra mengakui bahwa sebelumnya pameran seni rupa umumnya dilakukan di ruang-ruang yang lebih eksklusif, seperti gedung pameran atau balai budaya. Namun, melalui Reang Riung, seni rupa dibawa ke tempat yang lebih kasual dan familiar bagi masyarakat, yaitu kedai kopi.
“Saya sangat senang melihat bahwa semangat kebersamaan ini bisa membawa kesenian yang selama ini dianggap eksklusif, kembali ke masyarakat. Kesenian harus bisa dinikmati oleh semua orang, bukan hanya mereka yang biasa datang ke gedung pameran,” ujar Ray Mengku Sutentra dalam pidato pembukaan pameran Reang Riung.
Ray juga berbagi pengalamannya semasa kuliah di Yogyakarta, di mana konsep “seni untuk rakyat” sudah diterapkan.
“Di Jogja, teman-teman saya sering mengadakan festival seni di tempat-tempat publik seperti pasar dan stasiun. Itulah yang seharusnya kita mulai lakukan di sini,” tambahnya.
Namun, ada tantangan tersendiri dalam menghadirkan seni rupa di ruang publik. Ray menjelaskan bahwa menikmati seni di ruang seperti kedai kopi memerlukan cara pandang yang berbeda.
“Menikmati seni rupa ini berbeda-beda, ada yang menikmatinya dalam suasana tenang, ada juga yang dalam suasana ramai. Tantangannya adalah bagaimana menjaga fokus penikmat seni dalam kondisi seperti ini,” katanya.
Meski demikian, Ray mengaku puas dengan hasil pameran ini dan mengapresiasi gotong royong dari semua pihak yang terlibat.
“Saya sangat mengapresiasi dengan display yang sudah cukup baik. Meskipun ada kekurangan seperti pencahayaan, ini adalah proses yang berkelanjutan. Yang lebih penting adalah energi kebersamaan yang terlibat di sini,” ucapnya.
Pameran Reang Riung juga mendapat apresiasi dari luar Indramayu. Ray menyebutkan bahwa seniman dari Yogyakarta, Karawang, dan Jakarta sudah mulai melirik karya-karya dari Indramayu dan bahkan mengundang untuk berpameran di kota-kota tersebut.
“Ini menunjukkan bahwa potensi seni rupa di Indramayu besar, dan kita harus terus menciptakan ruang-ruang untuk generasi baru agar mereka bisa berkarya,” tutup Ray dengan penuh harapan.
Acara Reang Riung ini tidak hanya menjadi ajang pameran, tetapi juga sebuah gerakan untuk memetakan potensi seni rupa di Indramayu dan merencanakan langkah-langkah pengembangan ke depan. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, diharapkan dapat terus berlanjut untuk mendukung pertumbuhan seni rupa di daerah ini. (Nursaid)