Next Post

Pegiat Lingkungan, Arbi, Tanggapi Seni Instalasi Reang Riung sebagai Manifestasi Abainya Pengelolaan Sampah

Seni Instalasi di Reang Riung yang menggunakan bahan sampah.
Seni Instalasi di Reang Riung yang menggunakan bahan sampah.

INDRAMAYU, IndramayuJeh.com – Pameran seni rupa Reang Riung di Kedai Kopilink Eretan Wetan menyuguhkan karya-karya yang tidak hanya memanjakan mata, tetapi juga memantik diskusi mendalam tentang isu lingkungan. Salah satu pegiat lingkungan yang telah berkecimpung dalam isu-isu lingkungan, Arbi Fuadi Maulidina, ikut menanggapi beberapa karya yang berkaitan dengan tema tersebut.

Arbi menilai beberapa seni instalasi yang dipamerkan Reang Riung sebagai bentuk kritik tajam terhadap ketidakpedulian dalam mengelola sampah. Salah satu instalasi yang menarik perhatian Arbi adalah lukisan Chairil Anwar yang sedang makan gorengan, terbuat dari sisa kertas bekas bungkus gorengan, serta instalasi seni berupa tumpukan sampah.

Bagi Arbi, karya-karya ini bukan sekadar permainan artistik, tetapi sebuah manifestasi dari kritik sosial yang menyuarakan masalah lingkungan yang sering diabaikan.

“Seni instalasi ini lebih dari sekadar ekspresi kreatif; ini adalah suara keras yang menyoroti bagaimana perusahaan, pemerintah, dan masyarakat belum sepenuhnya bertanggung jawab dalam mengelola limbah mereka,” ungkap Arbi.

Menurutnya, seni instalasi tersebut dapat menjadi alat yang sangat efektif dalam menyampaikan pesan-pesan penting, terutama ketika menyangkut isu-isu yang kompleks seperti pengelolaan sampah.

Arbi juga menyinggung konsep keberlanjutan yang seharusnya menjadi perhatian utama, terutama bagi perusahaan yang menjadi produsen sampah dalam jumlah besar. Ia mengingatkan bahwa di masa kecilnya, program-program tanggung jawab perusahaan terhadap sampah, seperti penukaran kemasan bekas dengan hadiah, pernah menjadi praktik yang umum. Namun kini, tanggung jawab tersebut seolah memudar seiring dengan meningkatnya produksi dan konsumsi yang tidak disertai dengan pengelolaan limbah yang memadai.

Lebih lanjut, Arbi mencermati bagaimana kondisi lingkungan di Eretan Wetan, terutama terkait penurunan tanah dan abrasi yang disebabkan oleh eksplorasi air tanah berlebihan, semakin memperburuk situasi.

“Masalah ini tidak bisa diabaikan. Pengelolaan lingkungan yang buruk, ditambah dengan penurunan kualitas tanah, hanya akan mempercepat degradasi lingkungan di sini,” tambahnya.

Pameran Reang Riung di Kopilink, menurut Arbi, bukan hanya sebuah acara seni, tetapi juga semacam ajakan untuk merawat lingkungan.

“Lewat karya seni ini, kita diingatkan bahwa lingkungan kita dalam bahaya, dan kita harus mulai melakukan sesuatu, mulai dari hal kecil seperti mengelola sampah kita sendiri,” tegas Arbi.

Seni instalasi di Reang Riung telah berhasil membawa pesan penting ke permukaan, menjadikan pameran ini bukan hanya sebagai ajang apresiasi seni, tetapi juga sebagai sarana refleksi dan tindakan nyata terhadap isu lingkungan. Arbi berharap bahwa pameran ini dapat menjadi pemicu kesadaran yang lebih luas, baik di kalangan masyarakat umum maupun di lingkaran perusahaan yang memiliki peran besar dalam penciptaan sampah.

Muhammad Nursaid

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Newsletter

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.

762ba2bf06f1b06afe05db59024a6990

Recent News